kisah hutan yang punya cinta

di balik rimbunan dedaun hijau,
di pohon kering yang satu,
terlihat daku sepasang,
sepasang,
sepasang merpati sedang berkhalwat,
nampaknya indah,
manis,
itu semua cinta,
cinta yang bisa buat mereka begitu,
cinta yang rabunkan mata mereka,
yang pahit nampak manis,
yang buruk nampak cantik.

sementara aku,
aku si gagak hitam,
berkulit hitam,
berhati hitam,
berbibir hitam,
gagak hitam yang memburu bangkai,
bangkai sebagai hidangan,
hitam itu kadang buat aku rasa hina,
bangkai busuk,
aku enggak punya rasa cinta,
enggak punya rasa apa apa.

pernah jua aku jatuh hati pada si merak,
namun,
itu impian yang ngeri,
saat itu,
aku lupa,
mana bisa mutiara ku beli dengan sekeping syiling,
sama juga seperti merak,
dengan rupa yang cantik,
mana bisa ku tawan dengan kulit hitam ku,
apa bisa nanti dia makan malam bersajikan bangkai.

kadang dunia itu lebih indah bila kita tutup mata kita,
bila imaginasi mengatasi segalanya,
tapi bila di alam nyata,
jiwa merana,
meronta ronta.