Tasik Biru Yang Merubah Warnanya Menjadi Kelabu
1
Sorry judgemental people. You are out of my league.
Dalam bahang kota yang mengikis sedikit demi sedikit jiwa kemanusiaan marhanis,
ceruk dan lorong menyimpan gelap bayang suci jiwa yang tak terusik.
Mudah berkata tanpa bicara.
Otak menusuk senjata buta.
Mudah meluah tanpa fikir.
Kelak membunuh tanpa menafsir.
Benarlah menghukum lebih disanjung dari menyelidik.
Camar diranting halus, enggan lari.
Manusia perosak bangsa, enggan mati.
Pada basah tubuhmu itu bukan keringat kerja.
Tapi dosa-dosa mencair menuduh orang membabi buta.
Yang cacat dicerca.
Yang berpangkat sentiasa kononnya berpahala.
Yang miskin direndah.
Yang kaya meninggi hidungnya.
Enough for all this shit.
We ain't saint. We're the sinner. But we're not judgemental bitch.
-hanahani
aku kira
tak ada jarak
di antara kita,
kerana aku bukan bumi,
engkau bukan langit;
kita kedua-duanya
dan tak ada ruang
yang berani memisahkan
lubang-lubang yang kita jatuh
pada setiap hari
pada setiap pagi.
di saat mimpi terhenti
kita seperti bayi
yang tak tahu apa-apa
melainkan puting susu ibunya.
kita jatuh cinta
pada setiap hari,
pada setiap pagi.
It felt different everytime you came by,
It felt special everyday during your stay,
Can't deny it was overwhelming to welcome you,
You bring such happiness,
You bring such joy where money can't buy,
You make us remember what we have forgotten,
You make us return from where we got lost,
You make us feel that sense of belonging when we thought we were alone,
You make us find the eternity from the temporary,
Oh Ramadhan,
You are here again with abundance of goodness,
You are here again to give our soul content and freedom,
You are here once more to help us cope with our nafs,
Dear Ramadhan,
There would be no words that can describe how special you are,
How we are much grateful to Allah SWT for bestowing you upon us,
A month where we get to learn about ourselves,
A month where we get to make a better version of ourselves,
A month where we feel the pain of others,
A month where we bring smiles on peoples' faces,
And a month where we are being united through our taqwa to The Almighty.
In every way that we can,
We want to make the very best of it,
Welcome, Ramadhan.
side notes: I would like to ask of forgiveness from each and everyone who knew me personally, virtually or even those who don't for every word I spoke wrongly and hurtful, for every action I make that seemed inappropriate. Again, I apologize and I prayed that this Ramadhan would be a good one for each and everyone of you. Aamiin. Ramadhan Kareem!
Lalu kauseru namaku pada hening subuh isnin;
Barangkali, ketidakberadaanku pada malam sebelum
adalah kerinduan yang kaudiamkan
Dan bila kau terjatuh
Fikirkan satu perkara
Saat kau menatap mata aku
Kerana pada ketika itu aku terfikir bahawa diri aku ini sangat teristimewa
Dan kini aku hanya mahukan satu jiwa yang secocok
Aku laung sejauh beribu batu
Carikan aku jiwa!
Carikan aku jiwa!
Namun aku cuma pengemis cinta
Merayau penuh hina
Berkelana tanpa jiwa
Mengharap pelangi pada jaluran cahaya.
Ada orang sumbangannya banyak
tapi gelarannya tak banyak
ada orang gelarannya banyak
tapi sumbangannya tak banyak
dasar manusia mengangkat mereka yang tidak selayak
"Ada sesuatu di balik pintu makmal ini. Pergilah ke situ dan lihatlah", mata Ilsa tertutup ketika dia bercakap
"Apa yang kau nampak?", Dr. Jerome bertanya sambil tangannya masih menulis
"Seperti orang sedang berdiri merapati pintu itu. Bertubuh agak pendek, berambut panjang, berpakaian blaus", jelas Ilsa lagi.
Dr. Jerome lantas bangun dari kerusi dan menuju ke pintu. Ternyata jasad anak perempuannya sedang menekup telinga ke daun pintu untuk mendengar perbualan mereka.
"Oh! Ini cuma anakku. Bagaimana kamu tahu?"
Dr. Andrew Jerome seorang doktor psikologi berbangsa Yahudi ini sangat kagum dengan kebolehan wanita muda ini. Biarpun cacat penglihatan, Ilsa Demechelis dapat 'melihat' apa yang difikirkan atau dirasa olehnya melalui cara yang menakjubkan. Ini membuatkan Dr. Jerome ingin meneruskan eksperimen terhadapnya lagi.
Di eksperimen lain, Dr. Jerome memberi seutas lilitan tali. Ia disimpulkan. Kemudian, digenggam erat dalam tangan Ilsa.
"Okay. Sekarang ceritakan pada aku apa yang kau dapat 'lihat'", perintah Dr. Jerome
"Sebuah medan perang bersalji, barisan tentera Nazi, bersama seorang pemimpin yang angkuh. Kelihatan manusia yang tidak berdosa berteriak lalu ditembak secara pukal! Diselangi salakan anjing kedengaran. Aaahh...hentikan!...hentikan!...ahhh!",
Ilsa seperti tidak tenteram. Kepalanya berpaling ke kiri kanan.
"Tenang Ilsa! Tenang!", genggaman tangan Ilsa terbuka lalu tali itu terlepas ke lantai.
"Apakah yang kau berikan pada aku tadi?", soal Ilsa
"Cuma tali pengikat leher anjing tentera Nazi", balas Dr. Jerome.
Selepas eksperimen itu, Dr. Jerome bercadang untuk bertemu dengan rakannya, Dr. Lukas Wedstelheins dari Persatuan Psikik Berlin. Membincangkan hal wanita yang aneh ini. Kemudian satu eksperimen dijalankan bersama di makmal Dr. Jerome.
Sekarang. terdapat dua kotak berisi segumpal rambut. Kotak pertama diletakkan atas tapak tangan Ilsa.
"Tarik nafas dan beritahu aku apa yang kau 'lihat'", Dr. Jerome bersuara
"Brazil. Lelaki ini sangat lincah. Dia bermain bola sepak dengan penuh bergaya. Menjadi idola hampir pada seluruh penduduk dunia!", jelas Ilsa penuh yakin.
"Ini kotak seterusnya", Dr. Jerome menukar kotak satu ke kotak kedua.
"Seorang wanita yang digeruni. Rambutnya mempunyai bentuk yang pelik. Sebuah negara yang korupsi Seorang lelaki naif amat mengilai wanita ini. Mereka sanggup lakukan apa saja demi cinta sejati!", jelas Ilsa
Dr. Jerome memandang muka Dr. Lukas. Dia mengangguk tanda apa yang dikatakan oleh Ilsa adalah tepat. Itu adalah rambut seorang bintang bola sepak Brazil, Ronaldinho dan wanita berpengaruh di sebuah negara Asia Tenggara, bernama Rosmoh. Dr. Jerome tersenyum. Tapi dalam fikirannya masih diganggu sedikit kekeliruan. Apakah Ilsa seorang pengamal ilmu hitam? Atau dia mampu berinteraksi dengan alam ghaib? Mungkin jugak dia mempunyai daya membaca minda manusia lain seperti telepati. Ini sangat memusykilkan. Siapakah sebenarnya Isla Demechelis?
Didi.Andra
Sewaktu diri masih mentah dalam hal-hal melibatkan qalbi,
kau hadir bagai angin kencang,
melumpuhkan seluruh kewarasan akalku.
Lidah yang masih pelat membicarakan perihal nafsi.
kau usap kepalaku penuh kasih sayang.
lalu melatih diriku menyebut Ahad.
Tika tubuh kaku tidak bermaya dikelar pembinasa,
kau bisikkan di cupingku kalam Allah,
dan meniup lembut ubunku.
Kau tersenyum pasrah saat
kuputuskan jalinan cahaya dibina bertahun lamanya.
Katamu, jalan pulang itu;
likunya memang sunyi dan sendiri.
Rid, membaca sajak-sajak Parsi, t'lah membawa pena ini menulis tentangmu dalam sajak paling tidak sempurna.
"have you ever considered that there are thousands of versions of you inside everyone's head who's met you?"
funny; i've thought of that too.
as far as i know,
there is a wimpy boy inside my dad's mind;
who is too weak to hammer a nail or too scared,
to climb a ladder to change the light bulb.
a wimpy boy who draws hearts and smileys,
on the pictures inside his scrapbooks.
(he doesn't see the biggest heart is scribbled on top of his head)
in my teachers' head,
i see a girl too loud and too carefree,
for an education that is deemed worthy.
a girl who is too proud to admit her mistakes;
'apologise!'
'don't sleep in the class!'
'you're doomed for life...'
a girl, too shapeless and messy to be tamed.
(but they cry to the heartfelt letters they receive years and years later from an anonymous fan)
and inside the heads of a few romantic creatures,
there is a being who never cries,
with open arms and doors and eyes;
whenever they sink into the dirty lies
of humans - gendered as men.
(but truthfully, it never understood the need to cry)
for a few strangers, they see a woman,
clutching a book that never leaves her hands,
inside the packed train with her cloudy glasses,
as her eyes watered when her heroes were beaten;
i like this version better.
it's funny, actually;
to think i'm most honest with the people i've known never.
-things i wish i had controls over.